RELEVANSI BUDAYA PATRIAKI DENGAN PARTISIPASI POLITIK DAN KETERWAKILAN PEREMPUAN DI PARLEMEN

Journal Title: Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya - Year 2016, Vol 6, Issue 1

Abstract

Bentuk penentangan perempuan atas kuasa laki-laki tidak terlepas dari sistem patriarki yang tidak adil. Menempatkan perempuan sebagai bayang-bayang laki-laki. Masyarakat patriarki sejak awal menganggap bahwa laki-laki lebih kuat dibandingkan perempuan baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, maupun bernegara. Budaya patriarki dan nilai-nilai sosial di Indonesia menuntut perempuan untuk tidak berpartisipasi di ranah politik maupun pemerintahan. Sistem dan arah kebijakan pemerintah terhadap isu perempuan kian responsif jender. Namun demikian, posisi perempuan tetap rentan terhadap berbagai bentuk manipulasi politik dan sering dipakai sebagai alat legitimasi. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan, bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan sebagai warga negara adalah setara. Kuota minimal 30% keterwakilan perempuan diterapkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. Kurangnya keseimbangan gender di sektor politik dan pemerintahan dapat menghambat partisipasi perempuan dalam ranah publik. Dalam perspektif perempuan, politik haruslah mencakup seluruh kehidupan baik di ranah publik maupun privat.

Authors and Affiliations

Abraham Nurcahyo

Keywords

Related Articles

KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DALAM PELESTARIAN SITUS PENINGGALAN SEJARAH TAHUN 2000-2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dalam Pelestarian Situs Peninggalan Sejarah. Lokasi penelitian ini di wilayah Kabupaten Ponorogo dan di khususkan di wilayah yang terdapat...

Hubungan Antara Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia dan Wawasan Kebangsaan Dengan Karakter Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Galuh Ciamis)

Penelitian Kuantitatif ini bertujuan untuk mengungkap tingkat hubungan pemahaman sejarah nasional Indonesia dan wawasan kebangsaan terhadap karakter mahasiswa. Hipotesisnya adalah (1). terdapat hubungan antara pemahaman...

Makam Kuno Belanda (Kerkhof) di Kabupaten Ngawi dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal

Makam Kuno Belanda (Kerkhof) merupakan salah satu jejak peninggalan Kolonialisme Belanda di Kabupaten Ngawi. Latar belakangsejarah Makam Kuno Belanda (Kerkhof), memiliki nilai-nilai sejarah yang bisa diwariskan ke genera...

SITUS NGURAWAN: SEJARAH DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL

Madiun merupakan sebuah wilayah di Propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Ponorogo dan Ngawi. Keistimewaan yang dimiliki oleh Madiun ini salah satunya banyak terdapat peninggalan-peninggalan bersejarah. Dian...

“HISTORIOGRAFI PEMBEBASAN”: SUATU ALTERNATIF

Terdapat banyak sinyalemen yang mengatakan historiografi Indonesia telah tidak mampu menunaikan fungsinya dalam ikut memecahkan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. Padahal, pada...

Download PDF file
  • EP ID EP223048
  • DOI -
  • Views 147
  • Downloads 0

How To Cite

Abraham Nurcahyo (2016). RELEVANSI BUDAYA PATRIAKI DENGAN PARTISIPASI POLITIK DAN KETERWAKILAN PEREMPUAN DI PARLEMEN. Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 6(1), -. https://europub.co.uk./articles/-A-223048