PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT KASAR DENGAN PECAHAN BATU BATA KLINKER TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL
Journal Title: Teras Jurnal - Year 2015, Vol 5, Issue 2
Abstract
Batu-bata klinker merupakan hasil dari produksi bata merah, namun mengalami kelebihan suhu saat proses pembakaran yang membuat bentuk dan ukurannya menjadi tidak beraturan. Batu bata ini tidak dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan menjadi limbah yang dibuang. Selain berbobot ringan dan berwarna lebih gelapdari bata normal, kondisi fisik bata klinker lebih keras sehingga berpotensi dijadikan sebagai agregat pada pembuatan beton. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui besarnya kuat tekan beton normal pada substitusi agregat kasar dengan batu bata klinker. Sampel beton untuk pengujian kuat tekan berbentuk silinder dengan ukuran 150mm x 300mm, berjumlah sebanyak 20 benda uji. Adukan beton dibuat berdasarkan faktor air semen 0,48, dan variasi substitusi bata klinker yaitu sebanyak 0%, 25%, 50% dan 100% terhadap volume absolut adukan. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan beton normal (BN) pada nilai slump 6,5 cm didapat sebesar 22,54 MPa, untuk beton klinker 25% (BK1) dengan slump 5 cm didapat kuat tekan 22,30 MPa, untuk beton klinker 50% (BK2) dengan slump 6 cm didapat kuat tekan 21,86 MPa, dan untuk beton klinker 100% (BK3) dengan slump 5,5 cm didapat kuat tekan 21,74 MPa. Dari segi berat volume beton, BN memiliki bobot sebesar 2329,09 kg/m3, sedangkan untuk BK1, BK2 dan BK3 berturut-turut berbobot 2262,34 kg/m3, 2210 kg/m3, 2122,50 kg/m3. Penurunan bobot ini berkisar 2,87% - 8,87% dari bobot BN. Hasil penelitian memberi gambaran bahwa kuat tekan beton beragregat bata klinker masih dalam katagori kuat tekan yang disyaratkan, dan bobotnya lebih ringan dibanding beton normal. Berdasarkan hasil ini diketahui bata klinker berpotensi sebagai agregat kasar untuk pembuatan beton normal untuk aplikasi struktural.
Authors and Affiliations
Yulius Rief Alkhaly, Fakhrur Rozi, Kabir Ihsan
PENGGUNAAN ABU BATU BARA SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN ASPAL BETON AC-BC
Abu batu bara terdiri dari partikel-partikel halus, gradasi dan kehalusan abu batu bara dapat memenuhi persyaratan gradasi untuk mineral filler. Penggunaan filler pada campuran aspal beton adalah untuk mengisi rongga dal...
ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK MEMBUAT KURVA INTENSITY-DURATION-FREQUENCY (IDF) DI KAWASAN KOTA LHOKSEUMAWE
Rangkaian data hujan sangat diperlukan dalam melakukan analisis hidrologi. Hujan sangat berhubungan dengan intensitas, durasi, kedalaman, dan frekuensi yang dinyatakan dalam bentuk kurva Intensity-Duration-Frequency (ID...
ANALISA KOORDINASI SINYAL ANTAR SIMPANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE TRANSYT 14 (Studi Kasus Simpang Empat dan Simpang BPD Kota Lhokseumawe)
Koordinasi antar simpang secara umum dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan suatu jaringan jalan, mengurangi waktu tunda dan waktu berhenti kendaraan. Setelah melakukan antrian waktu merah pada salah satu per...
ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V
Negara kepulauan yang berada diwilayah rawan akan gempa salah satunya adalah Indonesia. Hal ini menyebabkan ancaman yang cukup tinggi terhadap bencana gempa. Untuk menahan gempa diperlukan bangunan yang memiliki material...
STUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA
Daya dukung tanah dasar pada konstruksi sebuah jalan merupakan salah satu faktor utama yang sangat berperan dalam menentukan kestabilan (kekuatan) dari kostruksi jalan tersebut. Nilai daya dukung tanah dasar sangat dipen...